Asia
Tenggara menjadi wilayah Perdagangan Internasional,
terutama daerah gugusan pulau-pulau ( maritim). Pada saat itu terdapat dua
jalur Perniagaan Internasional,
1. Jalur
Perniagaan Darat atau yang biasa disebut Jalur Sutra ( Silk Road), yang dimulai
dari Tiongkok-Turkistan-Laut tengah. Ini adalah jalur paling tua yang
menghubungkan antara Cina dan Eropa
2. Jalur
Perniagaan Laut, dimulai dari Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Calicut-(
India)-Teluk Persia melalui Syam ( Siria) sampai ke Laut Tengah atau melalui
Laut Merah sampai ke Mesir lalu menuju ke Laut Tengah’
Alam
melayu atau gugusan pulau-pulau melayu di asia tenggara meliputi: Singapura,
Indonesia,Malaysia,Brunai, Filipina,Patani ( di bawah penaklukan Thailand
semenjak 782 M),. Gugusan pulau-pulau ini merupakan pintu-pintu sempit yang
terletak diantara Lautan India dan Laut Cina Selatan yang mesti dilalui oleh
kapal-kapal yang berpulang balik antara lautan India dengan Laut Cina[1].
Kapal-kapal
perniagaan dari berbagai bangsa tiba di gugusan pulau-pulau sebelum datangnya Islam
di wilayah ini, diantaranya ialah kapal kapal Greek yang pada abad pertama
masehi telah tiba di wilayah ini dan terhenti pelayarannya abad ke-II M.
Kemudian datang orang-orang Persi non muslimin di zaman Sasan yaitu di abad ke-
III M. Di samping orang-orang India yang
mempunyai perniagaan yang luas dengan Asia Tenggara semenjak abad ke-III M,
orang –orang Arab dan Cina yang bukan muslim juga telah datang ke gugusan pulau-pulau
ini sebelu lahir dakwah Islam di Makkah, Semenanjung Arab.
Oleh
karena kedudukan gugusan pulau-palau ini sangat penting dari segi geogarafis
dan perniagaan, maka bangsa-bangsa yang behubungan dengannya berlomba-lomba
untuk mengadakan hubungan yang baik. jadi boleh dikatakan jarang terjadi
permusuhan dan peperang dengan bangsa-bangsa yang ada hubungan perniagaan
dengannya.
Melalui
jalur perniagaan laut ini ,komuditi ekspor dari wilayah Asia Tenggara khususnya
Nusantara menyebar ke Kaisaran Romawi ( Bizantium) dan terus menyebar ke
wilayah eropa. Komuditai ekspor tersebut antara lain rempah-rempah, kayu wangi
, kapur barus dan kemenyan.
Pada
dasarnya dunia perdagangan di wilayah Nusantara pada waktu itu mempunyai sifat politis dan kapitalis. Ada dua
kerajaan utama di wilayah Nusantara
yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit
di Jawa, yang keduanya berperan penting
dalam meramaikan Perniagaan Internasional pada kurun abad ke-7 sampai abad
ke-15. Hingga abad ke-10 pelayaran niaga masih masih menempuh satu jalur yang
utuh / tidak terputus dari timur ke barat atau sebaliknya . Baru setelah abad
ke-11 mulai bermunculan kota-kota pelabuhan
yang disebut dengan Emporium, yaitu suatu kota pelabuhan dengan
fasilitas lengkap yang memudahkan para pelaut untuk memperbaiki kapal-kapalnya
sekaligus melakukan transisi perdagangan. lahirnya emporium-emporium tersebut menyebabkan jalur perniagan menjadi lebih pendek,
daiantaranya adalah Aden dan Mocha di Laut Merah , Muskat, Bandar Abas dan Hormuz
di Teluk Persia, Zaiton dan Nangking di Cina, Malaka di Selat Malaka dan
sebagainya.
Pada
abad ke-15 Malaka mulai menggeser dominasi Samudra Pasai dalam dunia
Perdagangan Internasional, karena Malaka secara geografis lebih strategis
daripada Samudra Pasai terlebih setelah penguasa Malaka menganut agama Islam pada tahun 1414 M, yang akhirnya mendorong
banyak pedagang Islam dari Arab dan india yang melakukan kegiatan perdagangan
di Malaka.
B. Zaman
Dominasi Pengaruh Cina Abad ke-15
Cheng
Ho melakukan ekspedisi maritim pada abad ke-15, rombonganya melakukan misi
diplomatis-negosiasi budaya hingga penyebaran agama. Dalam buku Cheng Ho: penyebar
Islam dari China ke Nusantara ,Tan Ta Sen menghadirkan pendapat bahwa ekspedisi
Cheng Ho didasari misi kontak kebudayaan dengan jalur diplomasi.
Cheng
Ho lahir pada tahun 1371 di distrik Kunyang Provinsi Yunnan, wilayah Tiongkok
yang sejak lama dihuni bangsa Cina Muslim, ia merupakan putra dari Ma Hazhi
(Haji Ma) yang beragama Islam. Setelah ayahnya meninggal dalam pertempuran di
Yunnan, ia dipindah ke Beijing untuk mengabdi kepada Raja Za, ia juga berjasa
dalam bidang militer dan pernah menyelamatkanraja za ketika melawan Kekaisaran
Jiwen, atas jasanya itu ia diberi gelar Zheng, dan diangkat menjadi kasim
istana .masa inilah yang menjadi penanda
karier dan pengabdiannya .atas dukungan Dinasti Ming pada tahun 1405 M ia memulai lawatan budaya
ke pelbagai negeri untuk menuntaskan misi diplomatisi. Menurut Tan Ta Sen ada
lima misi diplomasinya yang sangat penting,diantaranya:
1. Pelayaran
bermotif politik
2. Pelayaran
diplomasi, ini sejalan dengan menurunnya kehormatan kepada Dinasti Ming dan
keinginan kuat untuk memainkan peran sebagai pelindung wilayah dan perdamaian
3. Memajukan
perdagangan luar negeri , ini berdampak positif pada misi kebudayaan dan
perdagangan Cina ke negeri lain
4. Kampanye
budaya Cina ke negeri Afrika-Asia
5. Mempelajari
daerah-daerah maritim terdepan yang belum terpetakan
6. Dan
ada tambahan yang tidak kala pentingnya, yaitu bertujuan membentuk persekutuan
militer dengan Timur- orang kuat muslim Turki-di Asia Tengah untuk mengalahkan
pasukan Mongol.
C. Dinamika
Arus Islamisasi ; Arab , India dan Cina
Setelah
kita mengetahui bahwa sejak abad pertama masehi telah ada jalur perniagaan
sehingga telah ada kontak dan komunikasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa
yang ada di Asia Tenggara melalui perdagangan yang merambah pada dakwah Islam, yang datangnya melalui para
saudagar ataupun syekh. Salah satu tokoh yang
sepakat dengan pendapat ini ialah Hamka, beliau menyatakan dalam Seminar
Masuknya Islam di Indonesia, bahwa Islam di Asia Tenggara khususnya di Indonesia
lansung datang dari bangsa Arab, bukan melalui India, dalam seminar sejarah
masuknya Islam di Indonesia, selain
pendapat di atas, ada beberapa tokoh dari Barat antara lain, Crawfurd
(1820) , menyatakan bahwa Islam langsung
datang dari Arab, meskipun ia menyebut
adanya hubungan dengan orang-orang Mohammaden
di India Timur. Adapun Keyzer (1859) berpendapat bahwa Islam datang dari
Mesir yang bermadzhab Syafi’i. Kemudian Niemann( 1861) dan Hollender ( 1861)
keduanya sepakat Islam datang dari Hadramaut. Sementara Veth( 1878) berpendapat
Islam datang dari Arab tanpa menunjuk tempat asal mereka.
Di
pihak lain menyatakan bahwa arus islamisasi Asia Tenggara oleh bangsa India. Alasannya
sama dengan arus islamisasi dari Arab yang melalui perdagangan, namun diperkuat
oleh Pijnapel (1872) bahwa orang-orang Arab bermadzhab Syafi’i dari Gujarat dan
Malabor India yang membawa Islam ke Asia Tenggara.Selain itu ada Snouck
Hurgronye yang berpendapat bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan sebagai
pembawa-pembawa Isalm di wilayah baru atau Asia Tenggara. Sementara Morrison (
1951) berargumen bahwa Pantai Koromandel sebagai tempat pelabuhan bertolaknya para pedagang muslim dan pelayaran mereka menuju Nusantara.
Selain
kedua arus islamisasi teresebut di atas, kita pun jangan mengabaikan arus
islamisasi Cina yang telah dipaparkan oleh Tan Ta Sen yang menguatkan pendapat
tentang pengaruh Cina atas penyebaran Islam di Nusantara, argumen ini
melengkapi tesis S.Q. Fatimi (1963), dan Slamet Muljana (1968) ataupun arus
cina Islam Jawa dalam riset Sumanto alqurtuby (2003) tesis tentang arus china
dalam penyebaran islam di nusantara ini, sehingga pendapat terakhir ini
melengkapi pendapat lain bahwa islam di
nusantara disebarkan oleh tokoh agama
ataupun pedagang dari timur tengah dan gujarat.
Kesimpulan
Arus
Penetrasi Islam di Asia Tenggara
khususnya daerah-daerah kepulauan ( maritim) erat kaitannya dengan jalur
perniagan laut , yang menggantikan jalur darat atau jalur sutra, yang membawa
kontak budaya bahkan agama dari para saudagar-saudagar ataupun pedagang yang datang
dari Arab, India ataupun Cina, sehingga kita ketahui bahwa arus islamisasi datang
dari ketiga negara tersebut, yang menimbulkan adanya tiga teori
1.
Teori Arab,
dengan tokohnya antara lain Crawfud,Keyzer, Niemann, Hollander, Veth,( semuanya
dari Barat) Hamka ( Indonesia), Naquip Al-Attas ( Arab)
2.
Teori India,
dengan tokohnya antara lain Pijnapel, Snouck Hurgronye, dan Morrison
3.
Teori Cina,
dengan tokohnya antara lain S.Q Fatimi, Slamet Muljana, Sumanto Al-Qurtuby.dan
Tan Ta Sen.
Adapun teori
Persia, dikalangan sejarawan tidak menyertakannya dalam tiga teori di atas,
karena memang teori ini sangat lemah baik argumetasinya serta pengaruhnya dalam
penyebaran Islam di Asia Tenggara dari pada tiga teori di atas.
DAFTAR PUSTAKA
·
Azra, Azyumardi.
1999. Renaisans Islam Asia Tenggara (Sejarah Wacana & Kekuasaan).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·
Azra, Azyumardi.
1989. Perspektif Islam di Asia Tenggara.
Jakarta: yayasan obor indonesia.
·
Hasjimy, A.
1993. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia ( Kumpulan
Prasaran pada Seminar di Aceh). Banda Aceh.PT Almaarif Percetakan
Offset
·
http:/nasional.kompas.com/read/2010/10/17/04194547/Jejak
Cheng Ho, Antitesis Benturan Peradaban
[1] A. Hasjimy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Indonesia(Kumpulan-kumpulan prasaran pada seminar di Aceh),(Banda Aceh: PT
Almaarif,Offset,1993) ,cet III, hal. 174,
0 komentar:
Posting Komentar