Jumat, 18 Januari 2013

Awal Islamisasi di Asia Tenggara




A.    Asia Tenggara di Zaman Perniagaan Maritim
Asia Tenggara menjadi wilayah  Perdagangan Internasional, terutama daerah gugusan pulau-pulau ( maritim). Pada saat itu terdapat dua jalur Perniagaan Internasional,
1.      Jalur Perniagaan Darat atau yang biasa disebut Jalur Sutra ( Silk Road), yang dimulai dari Tiongkok-Turkistan-Laut tengah. Ini adalah jalur paling tua yang menghubungkan antara Cina dan Eropa
2.      Jalur Perniagaan Laut, dimulai dari Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Calicut-( India)-Teluk Persia melalui Syam ( Siria) sampai ke Laut Tengah atau melalui Laut Merah sampai ke Mesir lalu menuju ke Laut Tengah’

Alam melayu atau gugusan pulau-pulau melayu di asia tenggara meliputi: Singapura, Indonesia,Malaysia,Brunai, Filipina,Patani ( di bawah penaklukan Thailand semenjak 782 M),. Gugusan pulau-pulau ini merupakan pintu-pintu sempit yang terletak diantara Lautan India dan Laut Cina Selatan yang mesti dilalui oleh kapal-kapal yang berpulang balik antara lautan India dengan Laut Cina[1].
Kapal-kapal perniagaan dari berbagai bangsa tiba di gugusan pulau-pulau sebelum datangnya Islam di wilayah ini, diantaranya ialah kapal kapal Greek yang pada abad pertama masehi telah tiba di wilayah ini dan terhenti pelayarannya abad ke-II M. Kemudian datang orang-orang Persi non muslimin di zaman Sasan yaitu di abad ke- III M. Di samping orang-orang India  yang mempunyai perniagaan yang luas dengan Asia Tenggara semenjak abad ke-III M, orang –orang Arab dan Cina yang bukan muslim juga telah datang ke gugusan pulau-pulau ini sebelu lahir dakwah Islam di Makkah, Semenanjung Arab.
Oleh karena kedudukan gugusan pulau-palau ini sangat penting dari segi geogarafis dan perniagaan, maka bangsa-bangsa yang behubungan dengannya berlomba-lomba untuk mengadakan hubungan yang baik. jadi boleh dikatakan jarang terjadi permusuhan dan peperang dengan bangsa-bangsa yang ada hubungan perniagaan dengannya.
Melalui jalur perniagaan laut ini ,komuditi ekspor dari wilayah Asia Tenggara khususnya Nusantara menyebar ke Kaisaran Romawi ( Bizantium) dan terus menyebar ke wilayah eropa. Komuditai ekspor tersebut antara lain rempah-rempah, kayu wangi , kapur barus dan kemenyan.
Pada dasarnya dunia perdagangan di wilayah Nusantara pada waktu itu  mempunyai sifat politis dan kapitalis. Ada dua kerajaan utama  di wilayah Nusantara yaitu Sriwijaya di  Sumatra dan Majapahit di  Jawa, yang keduanya berperan penting dalam meramaikan Perniagaan Internasional pada kurun abad ke-7 sampai abad ke-15. Hingga abad ke-10 pelayaran niaga masih masih menempuh satu jalur yang utuh / tidak terputus dari timur ke barat atau sebaliknya . Baru setelah abad ke-11 mulai bermunculan kota-kota pelabuhan  yang disebut dengan Emporium, yaitu suatu kota pelabuhan dengan fasilitas lengkap yang memudahkan para pelaut untuk memperbaiki kapal-kapalnya sekaligus melakukan transisi perdagangan. lahirnya emporium-emporium tersebut menyebabkan  jalur perniagan menjadi lebih pendek, daiantaranya adalah Aden dan Mocha di Laut Merah , Muskat, Bandar Abas dan Hormuz di Teluk Persia, Zaiton dan Nangking di Cina, Malaka di Selat Malaka dan sebagainya.
Pada abad ke-15 Malaka mulai menggeser dominasi Samudra Pasai dalam dunia Perdagangan Internasional, karena Malaka secara geografis lebih strategis daripada Samudra Pasai terlebih setelah penguasa Malaka menganut agama Islam  pada tahun 1414 M, yang akhirnya mendorong banyak pedagang Islam dari Arab dan india yang melakukan kegiatan perdagangan di Malaka.
B.     Zaman Dominasi Pengaruh Cina Abad ke-15
Cheng Ho melakukan ekspedisi maritim pada abad ke-15, rombonganya melakukan misi diplomatis-negosiasi budaya hingga penyebaran agama. Dalam buku Cheng Ho: penyebar Islam dari China ke Nusantara ,Tan Ta Sen menghadirkan pendapat bahwa ekspedisi Cheng Ho didasari misi kontak kebudayaan dengan jalur diplomasi.
Cheng Ho lahir pada tahun 1371 di distrik Kunyang Provinsi Yunnan, wilayah Tiongkok yang sejak lama dihuni bangsa Cina Muslim, ia merupakan putra dari Ma Hazhi (Haji Ma) yang beragama Islam. Setelah ayahnya meninggal dalam pertempuran di Yunnan, ia dipindah ke Beijing untuk mengabdi kepada Raja Za, ia juga berjasa dalam bidang militer dan pernah menyelamatkanraja za ketika melawan Kekaisaran Jiwen, atas jasanya itu ia diberi gelar Zheng, dan diangkat menjadi kasim istana  .masa inilah yang menjadi penanda karier dan pengabdiannya .atas dukungan Dinasti Ming  pada tahun 1405 M ia memulai lawatan budaya ke pelbagai negeri untuk menuntaskan misi diplomatisi. Menurut Tan Ta Sen ada lima misi diplomasinya yang sangat penting,diantaranya:
1.      Pelayaran bermotif politik
2.      Pelayaran diplomasi, ini sejalan dengan menurunnya kehormatan kepada Dinasti Ming dan keinginan kuat untuk memainkan peran sebagai pelindung wilayah dan perdamaian
3.      Memajukan perdagangan luar negeri , ini berdampak positif pada misi kebudayaan dan perdagangan Cina ke negeri lain
4.      Kampanye budaya Cina ke negeri Afrika-Asia
5.      Mempelajari daerah-daerah maritim terdepan yang belum terpetakan
6.      Dan ada tambahan yang tidak kala pentingnya, yaitu bertujuan membentuk persekutuan militer dengan Timur- orang kuat muslim Turki-di Asia Tengah untuk mengalahkan pasukan Mongol.


C.    Dinamika Arus Islamisasi ; Arab , India dan Cina
Setelah kita mengetahui bahwa sejak abad pertama masehi telah ada jalur perniagaan sehingga telah ada kontak dan komunikasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di Asia Tenggara melalui perdagangan yang merambah pada  dakwah Islam, yang datangnya melalui para saudagar ataupun syekh. Salah satu tokoh yang  sepakat dengan pendapat ini ialah Hamka, beliau menyatakan dalam Seminar Masuknya Islam di Indonesia, bahwa Islam di Asia Tenggara khususnya di Indonesia lansung datang dari bangsa Arab, bukan melalui India, dalam seminar sejarah masuknya Islam di Indonesia, selain  pendapat di atas, ada beberapa tokoh dari Barat antara lain, Crawfurd (1820) , menyatakan bahwa  Islam langsung datang dari  Arab, meskipun ia menyebut adanya hubungan dengan orang-orang Mohammaden  di India Timur. Adapun Keyzer (1859) berpendapat bahwa Islam datang dari Mesir yang bermadzhab Syafi’i. Kemudian Niemann( 1861) dan Hollender ( 1861) keduanya sepakat Islam datang dari Hadramaut. Sementara Veth( 1878) berpendapat Islam datang dari Arab tanpa menunjuk tempat asal mereka.
Di pihak lain   menyatakan bahwa arus islamisasi  Asia Tenggara oleh bangsa India. Alasannya sama dengan arus islamisasi dari Arab yang melalui perdagangan, namun diperkuat oleh Pijnapel (1872) bahwa orang-orang Arab bermadzhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabor India yang membawa Islam ke Asia Tenggara.Selain itu ada Snouck Hurgronye yang berpendapat bahwa para pedagang kota pelabuhan  Dakka di India Selatan sebagai pembawa-pembawa Isalm di wilayah baru atau Asia Tenggara. Sementara Morrison ( 1951) berargumen bahwa Pantai Koromandel sebagai tempat pelabuhan bertolaknya  para pedagang muslim  dan pelayaran mereka menuju Nusantara.
Selain kedua arus islamisasi teresebut di atas, kita pun jangan mengabaikan arus islamisasi Cina yang telah dipaparkan oleh Tan Ta Sen yang menguatkan pendapat tentang pengaruh Cina atas penyebaran Islam di Nusantara, argumen ini melengkapi tesis S.Q. Fatimi (1963), dan Slamet Muljana (1968) ataupun arus cina Islam Jawa dalam riset Sumanto alqurtuby (2003) tesis tentang arus china dalam penyebaran islam di nusantara ini, sehingga pendapat terakhir ini melengkapi  pendapat lain bahwa islam di nusantara disebarkan oleh tokoh  agama ataupun pedagang dari timur tengah dan gujarat.
Kesimpulan
Arus Penetrasi Islam  di Asia Tenggara khususnya daerah-daerah kepulauan ( maritim) erat kaitannya dengan jalur perniagan laut , yang menggantikan jalur darat atau jalur sutra, yang membawa kontak budaya bahkan agama dari para saudagar-saudagar ataupun pedagang yang datang dari Arab, India ataupun Cina, sehingga kita ketahui bahwa arus islamisasi datang dari ketiga negara tersebut, yang menimbulkan adanya tiga teori
1.      Teori Arab, dengan tokohnya antara lain Crawfud,Keyzer, Niemann, Hollander, Veth,( semuanya dari Barat) Hamka ( Indonesia), Naquip Al-Attas ( Arab)
2.      Teori India, dengan tokohnya antara lain Pijnapel, Snouck Hurgronye, dan Morrison
3.      Teori Cina, dengan tokohnya antara lain S.Q Fatimi, Slamet Muljana, Sumanto Al-Qurtuby.dan Tan Ta Sen.
Adapun teori Persia, dikalangan sejarawan tidak menyertakannya dalam tiga teori di atas, karena memang teori ini sangat lemah baik argumetasinya serta pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara dari pada tiga teori di atas.

DAFTAR PUSTAKA
·         Azra, Azyumardi. 1999. Renaisans Islam Asia Tenggara (Sejarah Wacana & Kekuasaan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·         Azra, Azyumardi. 1989. Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta: yayasan obor indonesia.
·         Hasjimy, A. 1993. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia ( Kumpulan Prasaran pada Seminar di Aceh). Banda Aceh.PT Almaarif Percetakan Offset
·         http:/nasional.kompas.com/read/2010/10/17/04194547/Jejak Cheng Ho, Antitesis Benturan Peradaban


[1] A. Hasjimy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia(Kumpulan-kumpulan prasaran pada seminar di Aceh),(Banda Aceh: PT Almaarif,Offset,1993) ,cet III, hal. 174,

0 komentar:

Posting Komentar