Jumat, 18 Januari 2013

Kemunculan Islam dalam Kitannya dengan Islamisasi di Afrika


  1.    ISLAM  MASA ROSULULLAH DAN KHULAFAURROSYIDUN
Pada permulaan abad VII M Datanglah pembawa obor kesejahteraan dan kemanusiaan, Muhammad Saw. Ia sebagai Nabi terakhir sekaligus rahmatallil’alamin bagi umat manusia dengan islam sebagai ajaran agama yang baru. Muhammad  patut disebut sebagai guru utama bagi para pembaruan. Ajaran kebenaran yang menjadi perombak social kemasyarakatan yang muncul di tengah-tengah gurun pasir yang tandus dan masyarakat terbelakang  dengan predikat “jahiliyyah”, dikarenakan moral mereka sudah luntur  dan jauh dari ketauhidan.[1]Dalam hal ini Philip K.Hitti mencatat sebagai berikut:
Istilah Jahiliyyah, yang biasanya diartikan  sebaagai “masa kebodohan” atau  “ kehidupan Barbar”,sebenarnya berarti  ketika itu orang-orang arab tidak memiliki otoritas hokum, nabi, dan kitab suci. Pengertian itu dipilih karena tidak bisa mengatakan bahwa masyarakat yang berbudaya dan mampu baca tulis seperti masyarakat Arab selatan disebut sebagai masyakat bodih atau Barbar.[2]
Setelah memperoleh kenabian dan kerasulan , yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama , yaitu lima ayat pertama surat Al-Alaq,[3]yang menandakan kenabiannya dan disusul oleh turunnya wahyu kedua, yaitSSu surat al-mudatsir [4] yang menandainya sebagai Rasulullah. Rasulullah Saw melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Pada periode Mekah, terjadi kontak yang pertama antara Islam dan Afrika, yaitu ketika hijrah pertama ke Habsyi pada tahun 615 M,, jumlah umat Islam yang hijrah waktu itu 14 orang ( 10 laki-laki dan 4 wanita), yang kemudian disusul dengan hijrah ke Habsyi yang kedua beberapa bulan setelahnya.
 Dengan usahanya yang gigih dan tanpa lelah, beliau berhasil mendirikan sebuah Negara yang ideal di Madinah dengan mewariskan kepada dunia peradaban baik dari segi politik, ekonomi, social, budaya, maupun aturan negara yang sempurna.
Setelah beliau wafat , fungsi pemerintahan dan pemimpin masyarakat dilanjutkan oleh empat orang  sahabat terdekat. Kepemimpinan para sahabat rosul ini disebut periode khulafa’ Al-Rasyidun( para pengganti yang mendapat bimbingan ke jalan yang lurus. Meskipun berlangsung selama 30 tahun, masa ini adalah masa yang penting dalam sejarah Islam.
Khulafa’ Al-Rasidun berhasil menyelamatkan Islam, mengkonsolidasikan  dan meletakkan dasar bagi keagungan umat Islam. Kholifah Abu Bakar ( 11-13 H) dapat menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena masalah pergantian kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah. Ia juga menyelamatkan islam dari bahaya besar orang-orang  murtad dan nabi palsu.[5] Karena keberhasilannya menyelamatkan Islam dari kehancuranmaka ia diberi gelar Abu Bakar is The Savior Islam after Prophet Muhammad (Sang penyelamat pertama setelah nabi Muhammad).[6] Kholifah Umar ( 13-23 H) berhasil mengkonsolidasikan Islam di Arabia, mengubah padang pasir yang liar menjadi bangsa pejuang yang berdisiplin, menghancurkan kekaisaran Persia dan Byzantium, serta membangun suatu imperium yang kuat yang meliputi Persia, Irak, Kaldea, Syria, Palestin, dan Mesir. Pada masa Umar juga , panglima Amr bin ‘Ash menguasai mesir ( 639-644) setelah mengalahkan Byzantium.  Kholifah Usman ( 23-35 H) menambah ekspansi imperium Arab yang lebih jauh di Asia Tengah dan Tripoli oleh panglimanya Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi Sarah, dan terus maju kea rah Cartaghe ( Ibu kota Romawi di Afrika Utara waktu itu).. Pemerintahannya juga patut dikenang karena terbentuknya angkatan laut Arab. Kholifah Ali ( 35-40 H) berusaha keras untuk mengatasi kekacauan-kekacauan di dalam negri.[7]
2.    Islam Masa Dinasti Umayyah Timur (661-750 M)
Dinasti yang didirikan oleh keturunan Umayah atas rintisan Muawiyah ( 661-680 M), yang berpusat di Damaskus. Daulah ini merupakan fase ketiga kekuasan Islam yang berlangsung selama lebih kurang satu abad ( 661-750 M). Fase ini menunjukkan perubahan system kekuasaan Islam dari masa sebelumnya, melainkan juga perubahan sosial dan dan peradaban .
Ciri menonjol dari dinasti ini adalah pemindahan ibu kota kekuasaan Islam dari Madinah ke Damaskus, dan ekspansi kekuasaan Islam yang lebih meluas yaitu terbentang sejak dari Andalusia, Afrika Utara, Timur Tengah, sampai ke perbatasan Tiongkok.[8]Puncak perluasan kekuasaan islam tersebut terjadi pada masa Kholifah VI yaitu Al-Walid I. Dalam hal ini M. Abdul Karim mencatat  mencatat sebagai berikut:
         Setelah Abdul Malik wafat, Al-walid I menjadi kholifah  705-715 M. Pada periodenya arus ekspansi Islam mencapai puncaknya yang telah di mulai pada masa al-khulafa al-rasyidun ( Abu Bakar Shidiq). Pada sat itu peta Islam paling luas dalam sejarah perluasan islam yang meliputi tiga benua, yaitu Asia, Afrika, Eropa ( Barat Daya).[9] 
     Kontak islam dengan afrika pada masa ini dimulai dengan mengutus Uqbah bin Nafi’ untuk menaklukan Chartage ( kartagona), ibukota bizantium di Ifriqiyyah dan mendirikan Masjid bersejarah Qayrawan begitu juga pusat  kegiatan milter di kota tersebut. Ia juga yang pertama kali menembus padang pasir sahara , menembus wilayah-wilayah sudan termasuk Ghana dan membuka jalan sampai ke kota Awdaghost. Namun kerja keras uqbah harus dibayar dengan diberhentikan dirinya dari jabatan gubernur dan diganti oleh Abul Muhajir. Dan akhirnya ‘Uqbah mendapatkan jabatan tersebut kembali ketika masa Kholifah  Yazid I.
     Pada periode II- masa yazid I--,U’qbah memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Maroko. Berarti seluruh Ifriqiyyah dan daerah Al- Maghrib Al-aqsa jatuh ke tanganya dengan amat cepat dan waktu yang singkat, maka U’qbah  dijuluki  sang Alexander muslim.[10]
     Kekuasaan daulah Umayyah berakhir pada masa Marwan bin Muhammad ( kholifah ke-14) oleh serangan gerakan revolusioner Abbasiyyah yang merangkul tiga kekuataan, yaitu kaum syiah, para mawali keturunan Persia, dan suku arab selatan. suporter gerakan Abbasiyah yang utama dalam menggulingkan kekuasaan daulah umayyah adalah para mawaliu keturuna Persia yang tinggal di wilayah Khurasan, dengan panglimanya yang bernama Abu Muslim Al-Khurasani. Serangkaian gerakan revolusioner tersebut diakhiri dengan pertempuran di sungai Zab ( februari  750 M), pasukan Abbasiyah menghancurkan kekuatan kholifah umayyah terakhir, marwan bin Muhammad , yang sempat lari di desa busir pada bulan agustus 750. Pasukan Abbasiyah kemudian membersihkan sisa-sisa keturunan Bani Umayyah. Dengan demikian maka muncullah Daulah Abbasiyah sebagai kekholifahan yang memimpin umat Islam dengan format dan ideologi baru.
3.    Masa daulah Abbasiyah
     Daulah ini berkuasa sekitar lima abad, yaitu 750-1258 M.Dengan rentang waktu yang cukup panjang tersebut daualah ini dipimpim oleh 35 kholifah. Al-Usayry membagi daulah ini dalam dua periode, yaitu periode pertama ( kemajuan) yang dimulai dari Kholifah pertama (As-saffah) sampai kholifah ke-10 (Al-Mutawakkil)  dan periode kedua( kemunduran) dimulai dari kholifah ke-11 ( Al-Munthansir) hingga kholifah terakhir ( Al- Musta’sim). Dari sekian kholifah yang memimpin, pada masa Al-Ma’mun lah dikenal sebagi masa kejayaan ilmu pengetahuan dan asimilasi budaya timur dan barat dengan Arab. Sedang pada periode kedua, kekuasaan kholifah semakin lemah , sehingga muncul kerajaan –kerajaan kecil yang melepaskan diri dari kekholifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Di benua Afrika khususnya, telah muncul kerajaan-kerajaan kecil  seperti:
a.    Dinasti Idrisyah ( 788-974 M)
     Dinasti ini dengan pusat pemerintahanya yang berada di Fez ( Fas). Kerajaan ini terletak diantara dua kekuatan besar Umayyah barat dan Fatimiyyah. Kerajaan ini berakhir setelah dianeksasi ke dalam wilayah Umayyah Barat.
b.   Dinasti Aghlabiyah ( 800-909 M)
     Didirikan oleh Ibrahim bin Al-Aghlab utusan dari Kholifah Harun Ar-Rasyid sebagi penguasa Ifriqiyyah, dengan pusat pemerintahan di Sijilmasa, dengan tujuan untuk membendung serangan dari Dinasti Rustamiyyah dan Idrisiyyah. Dinasti ini berkuasa secara independen. Kemudian lenyap setelah penguasa terakhir Ziadatullah al-Aghlabi III dikalahkan oleh Dinasti Fatimiyyah. 
c.    Dinasti Ibnu Tholun ( 828-905 M)
     Pendiri dinasti ini adalah Ahmad bin Tholun, ia yang diutus untuk menjadi penguasa di Mesir Oleh kekholifahan Abbasiyah. Pada masa ini terdapat hasil kebudayaan yang cukup hebat, terutama dari bidang arsitektur, yaitu Masjid Ibnu Tholun di Mesir. Kekuasaan ini berakhir setelah kembalinya Mesir ke dalam kekuasaan Abbasiyah.
d.   Ikhshidiyah (935-969 M)
     Didirikan oleh Muhammad bin Thuguz dari bangsa Turki yang mendapatrestu dan nama dari kholifah Abbasiyah ke-20 ( Ar-Razy), menggunakan nama Ikhshid. Dinasti ini lenyap setelah dikalahkan oleh Jawhar, panglima perang dari dinasti Fatimiyyah.
e.    Kekholifahan  Fatimiyah ( 909-1171 M)
     Didirikan  Oleh Sa’id bin Husain ( ‘Ubaidillah Al-Mahdi) dengan ibu kota awal di Raqqoda. Kholifah ini maju dalam bidamg ilmu pengetahuaan pada masa kholifah Abu Mansur Nizar Al-Aziz ( 975-996 M). kekuasaannya meliputi wilayah dari Samudera Atlantik sampai Laut Merah, Yaman, Mekah, Damaskus, Mosul. Pada akhirnya kekholifahan ini ditaklukan oleh Salah Al-din Ayyubi.


Daftar Pustaka

Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Cet II. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009.
Maryam, siti. Dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Cet III. Yogyakarta : Lesfi, 2009.
Karim, M. Abdul. Islam di Asia Tengah ( Sejarah Dinasti Mongol). Yogyakarta :Bagaskara, 2006.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam sejak zaman nabi Adam Hingga Abad XX. ter. H. Samson Rahman, MA. Cet. IIX .Jakarta: Akbarmedia,2010.
Hitti, Philip K. History Of The Arabs.ter.R. Cecep Lukman Yasin, Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi, 2010.


[1] M.abdul karim,islam di asia tengah ( sejarah dinasti mongol) ,(yogyakarta:Bagaskara,2006) hal.7
[2] Philip K.Hitti, History Of The Arabs,terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Selamat Riyadi ( Jakarta: Serambi,2010), hal.108

[3] Lihat Alqur’an:96; al-alaq, 1-5
[4] Lihat alqur’an;97; ayat 1-7
[5] Siti Maryam. Dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Cet III. (Yogyakarta : Lesfi, 2009).hal 44

[6] Karim, Islam di Asia Tengah ( sejarah dinasti mongol) hal.11
[7] Siti Maryam dkk.Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern . HAL 44
[8] Ibid,hal 67
[9] Karim. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Cet II. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009.hal
[10] Ibid.hal.186














  







0 komentar:

Posting Komentar