Rabu, 16 Januari 2013

Muslim di Belanda


Pendahuluan
     A.  Latar belakang
Sejarah kedatangan Islam di Eropa dimulai dari semenajung Iberia ( sekarang  merupakan sebagian besar wilayah Spanyol dan sebagian kecil wilayah Portugal) yang terjadi  pada abad ke-7 M. Proses islamisasi di Eropa berjalan dalam beberapa gelombang dan tentunya mengalami pasang surut. Salah satu gelombang terbesar  terjadi setelah perang dunia II berakhir, yang mana saat itu banyak orang muslim yang bekerja di negeri bekas penjajah mereka. Kini Islam telah menjadi fenomena umum di Eropa. Generasi baru muslim yag lahir dan dewasa di benua ini pun telah terbentuk. Lambat laun pun islamisasi juga terjadi di kalangan pribumi/ penduduk asli.
Dalam perkembangannya kaum muslim di Eropa menghadapi berbagai masalah yag muncul sebagai akibat dari interaksi mereka dengan mayoritas pemeritahan non-muslim, serta hubungan mereka dengan negara masing-masing.
Tulisan ini secara singkat akan memberi gambaran mengenai kaum muslim yang tinggal di Belanda, yamg mana teah kita ketahui bahwa komuitas muslim yang ada di Belanda merupakan komunitas generasi muslim baru, yaitu mereka yang datang setelah perang dunia II berakhir yang dalam perkembangannya mulai mucul geliat peningkatan baik kuantitas dan kualitasnya.
B.  Rumusan masalah
1)   Bagaimaa sejarah dan perkembangan muslim di belanda?
2)   Bagaimana bagaimana potret kehidupan minoritas muslim di Belanda?
3)   Apa problem dan tantangan yang dihadapi kaum muslim di Belanda?



Pembahasan
A.  Masuknya Islam di Belanda
1.    Sejarah dan perkembangan muslim di Belanda
Menurut Iik Arifin Mansurnoor, setidakya ada dua hal pokok proses masyarakat muslim menjadi minoritas. Pertama, karena migrasi ke negeri dan kawasan yang telah memiliki pemerintahan dan sistem nasional yang kokoh, dan kedua,   karena perubahan dan perkembangan geografis dan politik.[1] dari dua hal pokok di atas, maka faktor yang releven dalam membentuk minoritas muslim di Belanda ialah faktor yang pertama.
Kita tidak dapat memungkiri bahwa Islam masuk dan berkembang di Belanda akibat adanya gelombang imigrasi orang Islam setelah perang dunia II. Para imigran yang pertama masuk ke Belanda berasal dari Indonesia pada tahun 1945, yakni orang Maluku yang sebelumya bekerja sebagai tentara di Hindia Belanda.[2] ada yang menyebut bahwa orang-orang mauku tersebut dating dan tinggal di Belanda pada tahun 1951, tujuh tahun setelah kemerdekaan Indonesia. [3]Setidaknya ada sekitar 1000 orang diantara mereka yang beragama Islam. Jumlah imigran muslim yang lebih besar di Belanda berasal dari Suriname. Sejaka tahun 1960-an. Migrasi para pekerja dari suriname ini mulai meningkat  bahkan mecapai 5.500 orang pada tahun 1970. Dan pada awal 1980-an, kaum muslim asal Suriname  diperkirakan mencapai 30.000 orang. Gelombang imigrasi berikutnya berlangsung dengan ditandatanganinya perjanjian bilateral antara pemeritah Belanda dan Turki ( 1964), Maroko( 1969), dan Tunisia ( 1970). Gelombang ini terus berlangsung sehingga pemerintah Belanda menghentikannya.[4] Berkaitan dengan masuknya imigran dari Turki dan Maroko, proses ini terjadi disebabkan terjadinya peningkatan/surplus lapangan pekerjaan yang merupakan dampak dari berlangsungnya pertumbuhan ekonomi di Belanda pada tahun 1960-an. Hal inilah yang membuat pemerintah Belanda merekrut/memperkerjakan tenaga asing, dalam hal ini orang-orang dari Turki dan Maroko. Proses ini berlangsung sampai tahun 1974, dimana pemerintah Belanda secara resmi menghentikan perekrutan tersebut. Meskipun demikian, pada kenyataannya proses migrasi dari dua negara ini masih berlangsung, karena mereka yang bermigrasi atas ajakan keluarga mereka yang telah tinggal di Belanda.[5]
2.    Populasi kaum muslim di Belanda
Populasi umat Islam di Belanda pada tahun 1997 mencapai 4% dari pupulasi masyarakat Belanda secara keseluruhan. Jumlah terbanyak berasal dari Turki (270.000),  Maroko ( 225.000), dan Suriname ( 50.000), sedangkan sisanya berasal dari negara-negara muslim lainnya. Untuk yang terakhir ini kebanyakan adalah mereka yang statusnya sebagai pengungsi yang dating dari Iran, Irak, Somalia, Etiopia, Mesir, Afganistan,  dan negara-negara bekas Uni Soviet dan Bosnia. Mayoritas muslim di Belanda adalah Sunni, meskipun terdapat beberapa orang Alawiah di antara komunitas orang-orang Turki.[6] Peningkatan populasi umat Islam tetap berlangsung sampai dengan permulaan abad ke-21, bahkan pada tahun 2010 umat Islam di Belanda mencapai 1 juta dari 16 juta penduduk Belanda.[7]
Jumlah muslim yang mengalami peningkatan setiap tahunnya hanya tersebar dan terpusat di beberapa kota besar saja seperti Amsterdam, Rotterdam, Haggue,  dan Utrecht.[8] Peningkatan jumlah muslim yang begitu besar ini, tentunya ada faktor-fakor yang melatar belakanginya, diantaranya ialah:
1.    Meningkatnya jumlah imigran muslim yang datang ke Belanda, terutama di abad ke -20[9]
2.    Banyaknya yayasan-yayasan agama umat Nasrani yang tutup atau mejual aset-aset mereka lantaran kian merosotnya jumlah jamaah mereka. Fenomena ini didasari atas  anggapan mereka bahwa efek dari gereja-gereja pada masyarakat Belanda pada umumya mengalami kemunduran yang cukup signifikan terutama di Amsterdam.
3.    Kecenderungan kaum muslim untuk memiliki banyak anak[10]

B.  Potret kehidupan minoritas muslim di Belanda
1.    Persamaan hak dan kebebasan beragama
Belanda adalah negara yang berprinsip bahwa setiap warganya memiliki persamaan hak tidak membedakan-bedakan baik  dari suku, ras, agama dan kepercayaan, sehingga diskriminasi yang berdasarkan hal-hal di atas tidak dibenarkan oleh Negara Kincir Angin ini. Setiap warga negaranya memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti membayar pajak, mengirim anak untuk belajar ke sekolah dan lain sebagainya. Dalam kasus imigraan, mereka yang telah mendapatkan kewarganegaran Belanda,[11] memiliki dua hak sekaligus, yaitu memberi suara dalam pemilihan dan menjadi orang yang akan dipilih dalam pemilihan. Dalam kenyataannya lebih dari seratus orang yang menjadi dewan penasehat kotapraja yang berasal dari kalangan muslim.
Dalam partisipasinya di dunia perpolitikan/pemerintahan. Komunitas muslim menancapkan eksistensinya dalam tataran pemerintahan Belanda dengan dipilihnya Ahmad Aboutaleb menjadi wali kota Rottterdam pada tahun 2008, dan diplilihnya Ayan Hirsi Ali dalam kursi parlemen pada tahun 2006[12]
Sisi lain yang perlu disebutkan pula ialah kebebasan beragama. Pemerintah Belanda meyakini bahwa agama merupakan hak dasar bagi setiap warganya. Sehingga setiap orang di sana bebas untuk menentukan agama dan keyakinannya selama tidak menimbulkan kegaduan atau menggangu ketertiban umum. Di Belanda sendiri ada pemisahan antara Negara dan gereja. Negara tidak ikut campur masalah-masalah internal keagamaan dan begitu pula sebaliknya. Setidaknya terdapat 300 masjid di Belanda ( 175 dibangun oleh orang Turki, 100 oleh orang Maroko, dan 20 oleh orang Suriname). Pemakaman islam pun telah terbangun di berbagai tempat. Sampai tahun 1980 an, pemerintah Belanda menyediakan dana bantuan untuk gereja dan masjid, namun pada akhirnya dana subsidi yang diberikan kepada gereja diberhentikan karena dianggap melanggar prinsip “pemisahan antara gereja dan Negara”, sehingga dananya diperuntukan untuk asosiasi Muslim dalam rangka mendukung usaha mereka yang secara aktif dalam mengintegrarsikan muslim ke dalam masyarakat Belanda.[13]  
2.    Partai politik dan keorganisasian
Perlu juga disebutka bahwa erdapat beberapa partai Islam local ag ada di Belanda, diataranya ialah NMP ( Netherlands Muslim Party/Partai Muslim Belanda) dan ID ( Islamic Democrats/ Demokrasi Islam). NMP didanai dan didirikan oleh Henny Kreeft, seorang muallaf Belanda, pada tahun 2007. Dalam sepak terjangnya, partai ini belum sukses dalam mendapatkan kursi di parlemen. Sedangkan ID mendapatkan satu kursi di dewan kotapraja local pada yahun 2006. Partai ini diwakili oleh A. Khoulani, seorang keturunan Maroko-Belanda. dalam kenyataanya kedua partai Islam ini tidak ada usaha untuk merger/ menjadi satu.
Organisasi muslim yang ada di Belanda cukup beragam, mewakili komunitas dan golongan masing-masing. Pertama, CMO ( Contactorgaan Moslems en de Overheid) yang secara resmi dikedeklarasikan pada 2004. CMO sendiri memiliki anggota lebih dari 500.000 yang mayoritas Sunni termasuk juga di dalamnya oraganisasi Milla Gorus, Diyanet, Union of Maroccan Mosques dan Surinam World Islamic Mission. Kedua, CGI ( Contact Groep Islam) didirikan tahun 2005, memiliki anggota sekitar 115.000 dengan latar belakang Alawiyah, Ahymadiyah Lahore,  Syiah daan Sunni. Kedua organisasi ini mendapat bantuan dana dari pemerintahan dalam usahanya untuk mengintegrasikan muslim ke dalam masyarakat Belanda. namun keduanya pula sering memiliki perbedaan persepsi mengenai isu kebijakan.[14]
3.    Pendidikan keislaman ( Islamic Education)  
Di Belanda terdapat 37 sekolah dasar Islam yang semuanya terpusatkan di Roterdam, yang mana program tersebut telah dimulai sejak tahun 2000. Program ini dideklarasikan dan didanai oleh pemerintah sehingga kurikulumnya mengacu pada kurikulum pemerintah, hanya saja dialokasikan dalam setiap minggunya waktu untuk pendidikan agama dan ritual Ibadah.
Pemerintahan Turki dan Maroko memberi pengaruh yang positif terhadap pendidikan Islam di Bealnda. Turki mengirim 140 imam yang ditempatkan pada 140 masjid Turki. untuk menghilangkan kekhawatiran pemerintah Belanda akan terhalangnya proses integasi, pemerintah mensyaratkan semua imam mengikuti program training integrasi selama satu tahun, sebelum merek terjun ke masjid-masjid.
Fenomena baru yang sedang muncul ialah, pendirian Institut keislaman yang didirikan oleh organisasi keislaman bekerja sama dengan universitas yang ada, seperti yang didirikan pada tahun 2005, dan program yang dilaksanakan di Unversitas Free di Amsterdam yang bertujuan untuk mendidik para Imam. Selain itu ada juga Islamic University of Rotterdam ( IUR) dan Islamic University of Europen di Schiedam. Keduanya dibiayai secara mandiri.  
4.    Ibadah dan tradisi keislaman

Banyak perusahaan Belanda yang mengakomodasi para karyawan muslimnya dengan cara mengganti beban kerja dan waktunya selama bulan Ramadhan. Sebagai gantinya mereka disiapkan untuk bekerja di hari libur bagi tradisi Barat tiba, seperti libur Natal dan Tahun Baru, selain itu pemerintah local juga menawarkan kaum muslim untuk membuat seruan untuk sholat sekali dalam seminggu atau lebih. Dan banyak perusahaan yang menyediakan ruangan untuk sholat dan kantin yang menyediakan makanan halal bagi kaum muslim.
Pemakaian cadar adalah hal yang sudah umum di unversitas dan sekolah negeri. Secara umum universitas dan sekolah yang ada di Belanda tidak mendasarkan lembaganya pada satu ideology keagamaan, tetapi secara pribadi sekolah diwajibkan untuk melarang pemakain cadar di bawah peraturan sekolah mereka.
Ada satu hal yang menarik pula untuk diungkap, yaitu mulai didirikannya dewan dakwah/ juru dakwah yang didukung oleh pemerintah Belanda. kita ketahui bahwa Belanda mensejajarkan semua agama yang ada di negaranya, maka ia meyakini bahwa mereka yang bekerja di barisan tentara dan mereka yang tertahan di dalam penjara harus menerima kedatangan juru dakwah sesuai dengan kepercayaannya. Dalam komunsitas Islam, Imamlah yang mengkordinir para juru dakwah yang akan memberi pencerahan bagi mereka.
C.  Masalah dan tantangan yang dihadapi minoritas muslim di Belanda
Problem-problem yang dihadapi minoritas minoritas muslim di Belanda, diantarnya:
1.    Adanya resesi ekonomi pada tahun 1973-1974 yang mendorog pemerintah Belanda untuk membatasi hak-hak pekerja imigran[15]
2.    Tindakan rasis dan diskriminasi dari para penduduk asli Belanda yang non muslim
3.    Cukup banyaknya jumlah pengangguran dari para imigran, khususnya dari Maroko dan Turki. Perbandingan yang ada di tahun 2002, jumlah pengangguran dari warga Negara Belanda Asli mencapai 9%,  27% dari imigran Maroko dan 21% dari imigran Turki.
4.    Mengenai pendapatan yang rendah,  perbandingannya warga asli Belanda ada sekitar 11%,, 67% dari komunitas Turki, dan 86% dari kalangan Maroko.
5.    Rata-rata pendapatan rumah tangga setiap tahunnya, penduduk asli Belanda mendapat  20.000 uero/ tahun, 13.000 euro/tahun untuk Maroko dan 13.600 euro/tahun untuk komunitas Turki.[16]
Adapun tatangan-tantangan ang dihadapi  minoritas muslim di Belanda, yaitu:
1.    Tantangan terbesar datang dari Anti-Islam yang dipelopori oleh Geert Wilders. Ia merupakan tokoh yang benci terhadap Islam. Bahkan ia mengatakan “ I don’t hate muslim. I hate Islam”. Menurutnya Islam bukan lah sebuah agama melainkan sebuah ideologi tradisi yang tebelakang. Bahkan ia menyamakan Islam denga Mein Kampf-nya Hitler.[17]banyak maneuver yang dilakukan oleh orang ini dalam menentang Islam, baik dengan media masa, karikatur nabi, maupun film Nabi.
2.    Isu terorisme dan immigrasi di kalangan muslim Belanda
3.    Bias dan Diskriminasi.
4.    Persepsi publik terhadap Islam.[18]
Kesimpulan
Islam telah ada di belanda sejak adanya kaum imigran muslim yang datang setelah perang dunia II berakhir. Kaum imigran ini setiap tahunnya meningkat sehingga dapat membentuk komunitas sendiri. Peingkatan jumlah umat Islam tidak lepas dari beberapa faktor yang melatar belakanginya. Hal ini menujukkan bahwa Islam akan terus berkembang ke berbagai kawasan di dunia ini, karena konsep untuk berdakwah/ menyebarkan Islam telah tertanam dalam diri para muslimnya. Tantangan umat muslim ialah bagaimana mengadirkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, sehingga mengubah anggapa buruk negara non muslim khususnya Barat, tentang agama Islam yang dikenal sebagai agama teroris dan stigma buruk lainnya.
Daftar pustaka
Abdullah, Taufiq, dkk .Ensiklopedi Tematis Dunia Islam jilid 6. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.
Kettani, M. Ali. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Ter. Zarkowi soejoeti. PT Grafindo Persada, 2005.
www. Dakwatuna.com
www. Wikipedia.com
www. Republika.co.id
www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#
www. Reuters.com
www. Quip-deds.nl/archief/culture/islam in netherland.html#to





[1]Taufiq Abdullah, dkk .Ensiklopedi Tematis Dunia Islam jilid 6. (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002). hlm 457.
[2] Ibid, hlm. 286
[3] www. Quip-deds.nl/archief/culture/islam in netherland.html#to
[4] Abdullah, dkk, Ensiklopedi, hlm. 286.
[5] www. Quip-deds.nl/archief/culture/islam in netherland.html#to
[6] www. Quip-deds.nl/archief/culture/islam in netherland.html#to
[7] www. Republika.co.id
[8] www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#
[9] Terkait dengan meningkatnya jumlah imigran muslim yang datang ke belanda disebabka adanya dua hal, yaitu (1) mulai pudar dan hilagnya dikotomi dar al-harb dan dar al-islam, (2)timbulnya kesadaran umat islam bahwa Barat telah melampaui dunia islam , terutama dalam hal ilmu pengetahua dan teknologi. Abdullah, dkk, Ensiklopedi, hlm. 273.
[10] www. Wikipedia.com
[11] Untuk menjadi warga Negara Belanda minimal ia telah menetap di belanda selama 5 tahun.           
[12] www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#
[13] www. Quip-deds.nl/archief/culture/islam in netherland.html#to

[14] www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#

[15]Abdullah, dkk, Ensiklopedi, hlm. 287.
[16] www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#
[17] www. Reuters.com
[18] www. Euro-islam.info/country-profiles/the netherland/#


0 komentar:

Posting Komentar