Senin, 04 Maret 2013

Minoritas Muslim di Dunia



1.      Latar Belakang
Membahas mengenai minoritas , maka yang ada di benak kita adalah mereka yang  selalu terkalahkan hak dan kepentingannya yang disebabkan oleh banyak hal tentunya. Bisa saja karena jumlah mereka yang sedikit , atau mungkin jumlah yang banyakk namun berada di bawah kekangan pemerintahan yang berkuasa, atau mungkin keberadaan mereka yang bukan merupakan penduduk asli daerah/Negara tersebut sehingga selalu kesusahan dalam berinteraksi dengan penduduk asli karena bahasa, budaya , dan kebiasaan yang jauh berbeda di antra keduanya.
Tulisan ini hanya ingin menghadirkan sebuiah goresan mengenai keberadaan kaum minoritas muslim yang tersebar di berbagai benua dan Negara. Islam yang lahir dan berkembang dari Timur tengah ( Hijjaz) pada kenyataannya telah menyebar ke seluruh penjuru dunia ytanpa mengenal batas-batasnya.
Dalam proses penyebarannya banyak factor yang melatarbelakanginya. Pada awal-awal  penyebaran banyak menggunakan penaklukan , setelah ditaklukan maka  Negara tersebut berada di bawah panji Islam, sehingga hampir mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada pula penyebaran dengan jalur cultural atau biasa para sejarawan menyebutnya dengan penetration of pacifique dengan menggunakan jalur pedagangan, perkawinan, pendidikan dll. Semua proses penyebaran ini merupakan proses klasik secara kurun waktu. Sehingga keberadaan muslim dapat diperkirakan akan banyak dan mendominasi dalam setiap proses kebijakan setempat.
Dalam tataran minoritas, penyebarab Islam hanya dibatasi pada masa kekinian, yang mana dunia Islam sudah mulai tersadarkan bahwa ada beberapa wilayah yang menjanjikan akan kesejahteraan ekonomi khususnya, sehingga mereka  pergi berbondong-bondong menuju Negara yang dituju  yang tentunya memiliki latar belakang bangsa, ideology dan agama yang berbeda. Khasus yang ada di Negara-negara Eropa  Barat adalah mereka kaum muslim yang migrasi dari Negara asalnya, begitu juga yang ada di Amerika.
Berbeda halnya dengan mereka yang berada di Eropa Timur, minoritas muslim ini adalah mereka yang sejatinyapenduduk asli wilayah tersebut, namun menjadi minoritas karena struktur pemerintahan yang berubah, contohnya Islam di bekas-bekas jajahan Uni Soviet. Hal serupa juga terjadi di komunitas muslim yang berada di Pattani ( Thaiulang), China, Mindanao ( Filipina), atau mungkin Rohingya di Myanmar, mereka sejatinya penduduk asli yang menjadi minoritas di tanah kelahirannya sendiri karena dilatarbelakangi perbedaan ideologi, ras, atau bahkan agama.

2.    Problem-Problem
Problem-problem yang dihadapi setiap komunitas minoritas berbada di masing-masing wilayah. Dalam kasus minoritas Muslim di Eropa Barat dan Amerika dan Australia, kebnyakan mengenai diskriminasi, seperti kausu rasial, pelarangan Cadar, makanan halal, akses pendidikan, dan isu terorisme yang diidentikkan dengan kaum muslim dan Immigrasi.
Sedangkan problem-problem yang melanda wilayah kedua ( Eropa Timur dan di Asia) mereka lebih kepada ranah politik yang sifatnya struktural, seperti ingin memisahkan diri dan membentuk negara Islam sendiri yang berbeda tentunya dengan sistem pemerintahan yanga ada.
 Itulah fenomena yang ada, bahwa komunitas minoritas muslim memiliki perbedaan prolematika yang dihadapi di masing-masing Negara/ wilayah. Namun kita juga tidak boleh menutup mata, bahwa problem yang terjadi dilatarbelakngi beberapa factor, baik intern maupun ekstern.
Factor intern diantaranya, pertama, untuk kasus di Eropa Timmur dan Amerika, mereka yang tinggal di sana ( imigran) dating dengan kemapuan yang serba terbatas, baik pengetahuan, keahlian kerja, kelemahan bhasa dan sebagainya. Hal ini lah yang justru menimbulkan maslah tersendiri bagi kaum muslimin. Sehingga tak heran banyak mereka yang bekerja di sector yang keras, bahkan menganggur.kedua,untuk kasus di Eropa Timur dan sebagian Asia, mereka tidak memiliki sikap persatuamn yang solid, bahkan terbagi menjadi dua, mereka yang ingin tetap bergabung dengan pemerintahan yang ada, dan mereka yang ingin memisahkan sendiri dan membentuk Negara sendiri.
Adapun factor ekstern meliputi, (1)kekhawatiran pemerintah akan dominasi Islam, karena bukan dianggap sebagai agama saja namun lebih dari itu ia merupaka system yang kompleks, yang mengatur kehidupan, (2) kekhawatiran pemerintah akan stigma buruk yang menempel di dalam diri Islam dewas ini seperti isu terorisme, radikalisme dan lain sebagainya.


0 komentar:

Posting Komentar