Di sebuah desa ada seorang anak laki-laki yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penggembala kambing. Setiap pagi si pengembala ini berangkat menggiring kambing-kambing gembalaannya menuju ke tanah lapang, yang berjarak dekat dengan desanya. Tanah lapang yang ia tuju pun banyak ditumbuhi rerumputan hijau dan berdekatana dengan langsung dengan hutan.
Ketika
si penggembala sedang asyik duduk di bawah pohon beringin sambil memantau
kambing-kambingnya, muncul ide jail-nya untuk menipu penduduk desa.
Tanpa pikir panjang, ia kemudian berteriak, “tolong ada srigala, tolong ada srigala”
sambil bersembunyi di balik pohon beringin.
Mendengar teriakan si penggembala,
penduduk menjadi panik dan segera beramai-ramai mendatangi sumber suara untuk
berusaha menolong kambing-kambing si penggembala. Namun sayang, ketika sampai
di tempat, mereka hanya mendapati kambing-kambing si penggembala yang sedang
asyik memakan rerumputan hijau dan seolah tak terjadi apa-apa. Merasa ditipu
oleh si penggembala, penduduk pun segera kembali ke desa sambil menggerutu satu
sama lainnya. Sementara itu, si penggembala justru tersenyum-senyum sendirian
melihat keberhasilannya menipu penduduk.
Di hari berikutnya, seperti biasa si
penggembala berangkat menggembala kambing-kambingnya ke tanah lapang. Ketika ia
sedang duduk santai sambil memantau kambing-kambing gembalaannya, tiba-tiba muncul
seekor srigala buas yang menyergap kambing-kambingnya. Melihat hal ini, si
penggembala panik dan berteriak kencang, “tolong ada srigala, tolong ada srigala”
sambil lari mondar-mandir berusaha menyelamatkan kambing-kambingnya. Teriakan minta
tolong si penggembala pun sampai di telinga penduduk desa. Namun, mereka enggan
untuk menuju ke sumber suara, karena mereka berpikir ini hanya tipuan dari si
penggembala saja, seperti yang ia lakukan di
hari sebelumnya. Hingga akhirnya tak ada seorang pun yang datang ke
tanah lapang tempat penggembala berada.
Sementara itu, di tanah lapang srigala
menyergap dengan buas kambing-kambing si penggembala, hingga hanya tersisa
seekor kambing yang selamat dari sergapannya. Setelah melihat
kambing-kambingnya yang mati, si penggembala pun akhirnya menyadari tentang
kesalahannya, karena telah membohongi penduduk desa sebelumnya. Ia pun kini
menyesal dan menanggung akibat perbuatannya.
0 komentar:
Posting Komentar