Rabu, 29 April 2015

Si Penggembala dan Srigala




Di sebuah desa ada seorang anak laki-laki yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penggembala kambing. Setiap pagi si pengembala ini berangkat menggiring kambing-kambing gembalaannya menuju ke tanah lapang, yang berjarak dekat dengan desanya. Tanah lapang yang ia tuju pun banyak ditumbuhi rerumputan hijau dan berdekatana dengan langsung dengan hutan.
            Ketika si penggembala sedang asyik duduk di bawah pohon beringin sambil memantau kambing-kambingnya, muncul ide jail-nya untuk menipu penduduk desa. Tanpa pikir panjang, ia kemudian berteriak, “tolong ada srigala, tolong ada srigala” sambil bersembunyi di balik pohon beringin.
Mendengar teriakan si penggembala, penduduk menjadi panik dan segera beramai-ramai mendatangi sumber suara untuk berusaha menolong kambing-kambing si penggembala. Namun sayang, ketika sampai di tempat, mereka hanya mendapati kambing-kambing si penggembala yang sedang asyik memakan rerumputan hijau dan seolah tak terjadi apa-apa. Merasa ditipu oleh si penggembala, penduduk pun segera kembali ke desa sambil menggerutu satu sama lainnya. Sementara itu, si penggembala justru tersenyum-senyum sendirian melihat keberhasilannya menipu penduduk.

Di hari berikutnya, seperti biasa si penggembala berangkat menggembala kambing-kambingnya ke tanah lapang. Ketika ia sedang duduk santai sambil memantau  kambing-kambing gembalaannya, tiba-tiba muncul seekor srigala buas yang menyergap kambing-kambingnya. Melihat hal ini, si penggembala panik dan berteriak kencang, “tolong ada srigala, tolong ada srigala” sambil lari mondar-mandir berusaha menyelamatkan kambing-kambingnya. Teriakan minta tolong si penggembala pun sampai di telinga penduduk desa. Namun, mereka enggan untuk menuju ke sumber suara, karena mereka berpikir ini hanya tipuan dari si penggembala saja, seperti yang ia lakukan di  hari sebelumnya. Hingga akhirnya tak ada seorang pun yang datang ke tanah lapang tempat penggembala berada.
Sementara itu, di tanah lapang srigala menyergap dengan buas kambing-kambing si penggembala, hingga hanya tersisa seekor kambing yang selamat dari sergapannya. Setelah melihat kambing-kambingnya yang mati, si penggembala pun akhirnya menyadari tentang kesalahannya, karena telah membohongi penduduk desa sebelumnya. Ia pun kini menyesal dan  menanggung akibat perbuatannya. 

0 komentar:

Posting Komentar